Avonturir #12: Rosyita Alifiya

Rosyita adalah lulusan kartografi dan penginderaan jauh, pecinta alam, drama Korea, lagu dan bahasa Jepang. Ini Twitter, Facebook, dan Instagramnya Rosyita.

Rosyita merekomendasikan 5 artikel menarik ini untuk pembaca Pijak Pustaka:

1

Tumbuh Bersama Kekalahan-Kekalahan: Sebuah Refleksi Awal Tahun 1442 H

Membuka pintu hati dan menerima apapun yang terjadi (tentunya sudah disaring dengan usaha terlebih dahulu ya) sehingga dapat bertumbuh. Kira-kira kalimat tersebut yang dapat menggambarkan artikel ini secara singkat. Kekalahan merupakan satu kata yang hampir lekat dalam kehidupan, berteman dengan kata kecewa, marah, dan sedih. Namun, apakah kata kekalahan dapat bersanding dengan kata tumbuh? Tentunya perlu proses yang tidak sebentar. Artikel ini membagikan pengalaman dan pandangan tentang apa yang penulis lakukan terhadap kekalahan, pada saat yang sama penulis juga mengamini jika menerima kekalahan lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.

2

Buaya-Buaya yang Tak Dimengerti

Artikel ini mencampurkan opininya dengan kenyataan yang dilihat dan tidak lupa dagelan dengan sedikit sindiran. Buaya yang disangkutpautkan dengan lingkungan, timah, mitos, dan kesadaran manusia di sekitar sungai. Menjadi menarik ketika penulis menuliskan dengan gaya bahasa story telling pengalamannya saat di pinggir sungai. Penulis menyinggung perihal lingkungan dengan memadupadankan permasalahan yang benar nyata terjadi di masyarakat.

3

Bolehkah Saya Menjumpai Difabel di Media dengan Layak?

Apa arti difabel? Dilansir dari kkbi.kemendikbud.go.id, pengertian difabel adalah “penyandang cacat.” Sejujurnya saya masih sedih melihat bagaimana kaum difabel diperlakukan di Indonesia. Akankah kita di Indonesia nanti akan sampai pada satu titik melihat para penyandang disabel sebagai hal yang normal dan memperlakukannya sama seperti manusia pada umumnya? Semoga saja. Namun, untuk saat ini Indonesia masih belum mendekati titik tersebut. Artikel ini menuliskan keresahan penulis terhadap representasi difabel di mata media Indonesia, yang mana representasi tersebut menyumbang pembentukan stereotip tentang difabel di Indonesia.

4

Jangan Remehkan Gerbong Perempuan Kereta Commuter Line

Sayangnya, kesadaran masyarakat terhadap pelecehan seksual masih belum sebaik itu, terlebih terhadap perempuan, walaupun tidak menutup mata pelecehan juga dapat terjadi pada laki-laki. Artikel ini menuliskan tentang pelecehan seksual yang terjadi di ruang publik secara umum dan moda transportasi KRL secara khusus beserta datanya. Selama kejadian pelecehan seksual ini belum membaik, sepertinya Indonesia masih membutuhkan ruang khusus seperti ini ya? Tapi, selama apa? Tidak ada yang tahu.

5

Kecap

Jadi, kamu tim makan soto ditambah kecap dan sambal atau tim tanpa bumbu tambahan? Artikel ini ringan dan berat, berpadu menjadi satu. Tebakan saya diawal penulis pasti bukan hanya ingin membicarakan tentang kecap, bukan? Hingga setengah artikel lebih dugaan saya belum dapat dibuktikan. Nah, barulah ketika artikel hampir berakhir intuisi saya benar. Di tengah-tengah kehadiran kecap, terdapat juru masak dan penikmat masakan, yang dalam artikel ini keduanya dianalogikan sebagai relasi antara Tuhan dan insan.

[mks_separator style=”dashed” height=”3″]

Subscribe Pijak Pustaka: bit.ly/pijakpustaka