Avonturir #3: Bagas Muhammad

Walaupun latar belakang studinya Teknik Sipil khususnya Geoteknik, Bagas Muhammad juga menyenangi isu-isu seputar politik dan sosial. Pengalamannya menjadi kepala divisi redaksi di Clapeyron, pers mahasiswa Teknik Sipil UGM, membuat penalarannya semakin terasah dan tertantang untuk mendalami lebih jauh tentang isu-isu yang ada di sekitar kita.

Berikut daftar rekomendasi bacaan yang disediakan oleh Bagas Muhammad:

1

Merawat Marwah Demokrasi

Jalan terjal Indonesia menuju negara demokrasi seutuhnya masih belum terlihat penghujungnya. Pada dekade kedua pasca-reformasi, Indonesia justru mengalami “resesi”  demokrasi. Dedy Afrianto menegaskan perlunya merawat marwah demokrasi dengan menjaga cita-cita dan semangat reformasi agar tak pernah redup. Berbagai aspek yang diperlukan untuk meningkatkan taraf demokrasi di Indonesia juga dikaji oleh Dedy Afrianto dalam artikel ini.

2

Hari Lahir Pancasila: Bagaimana Kalender Menciptakan Sebuah Bangsa

Tahun 2020 merupakan kali ketiga Hari Lahir Pancasila dirayakan sebagai hari libur nasional. Di samping waktu untuk rehat, apakah mungkin hari libur nasional juga memiliki manfaat sebagai alat politik? Sementara Pancasila sendiri merupakan nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia yang sakral.

3

Dampak Pandemi COVID-19; Perjuangan Pendidikan Indonesia

Pada masa pandemi Covid-19, bidang pendidikan di Indonesia dipaksa membuka matanya bahwa perkembangan pendidikan sudah jauh melampaui sistem konvensional yang selama ini digunakan. Bagaimana dengan mereka yang tak mampu mengakses perkembangan? Apakah inklusivitas pendidikan semakin terancam?

4

Lalu, Apa Gunanya Pendidikan?

Ilham Muzakki menuliskan gagasannya mengenai paradigma pendidikan di Indonesia. Mulai dari sistem pendidikan hingga pemaknaan pendidikan bagi si terdidik sendiri. Gagasan yang dibawakan Ilham Muzzakki mengingatkan saya kepada progresivisme pendidikan yang diidealkan oleh John Dewey.

5

Co-Living, Trend Baru Akomodasi Milenial

Co-living merupakan konsep hunian yang belum lama ini merambah di dunia properti Indonesia. Dengan kian meningkatnya harga properti, co-living dianggap mampu menjadi solusi hunian yang relatif lebih murah bagi kalangan pemuda.

[mks_separator style=”dashed” height=”5″]

Selain artikel pilihan di atas, kamu juga bisa membaca karya-karya Bagas berikut ini:

[mks_separator style=”blank” height=”20″]

Subscribe Pijak Pustaka klik: bit.ly/pijakpustaka