Avonturir #9: Panji Satrio Binangun

Panji Satrio Binangun adalah lulusan HI (Hubungan Internasional) UNS (Universitas Sebelas Maret) yang saat ini sedang memilih bekerja lepas. Mantan editor foto LPM Kentingan UNS dua periode. Suka berimajinasi. Panji bisa ditemu di Twitter dan Instagram.

Berikut ini 5 artikel pilihan Panji:

1

Foto Keluarga ala Orba; Teknologi Khitan, Militer Masuk Desa, dan Ibuisme Negara

Foto adalah pembekuan realita pada satu waktu tertentu. Ia mengabadikan sebuah pecahan realita menjadi lembaran dua dimensi atau kumpulan kode biner di era digital saat ini. Dalam tulisannya, Arif Furqan membawa kita kepada pemahaman lain tentang foto. Apabila foto membekukan realita, ia turut membekukan sejarah. Ia dapat menuturkan sejarah dengan sendirinya. Ia adalah manifestasi dari apa yang dikatakan oleh Roland Barthes, the death of the author. Melalui tulisannya, Furqan membawa kita untuk menilik foto keluarga di era orde baru yang sekilas hanya merekam ingatan personal nan nostalgis bagi pemilik foto. Namun, rekaman-rekaman tersebut bisa menjadi, dalam bahasanya, sebuah artifak visual untuk menjelaskan serpihan realita yang terjadi di masa lampau. Misalkan, Ia menjelaskan bagaimana foto khitan bisa menjadi penanda teknologi medis pada era orde baru. Furqan membuka mata kita untuk mengingatkan kembali fungsi awal fotografi sebagai instrumen dokumentasi.

2

Cara Bodoh Memahami Resesi Ekonomi dan Dampak Ngerinya buat Indonesia

Sesuai judulnya, ini adalah cara bodoh untuk memahami resesi ekonomi. Ditulis dengan bahasa khas Mojok, tulisan ini cukup memberikan gambaran apa yang sedang dan akan terjadi pada ekonomi, di tengah pandemi yang tak kunjung usai ini. Tulisan ini laik dibaca untuk mempersiapkan diri bila sewaktu-waktu harga nasi goreng langganan kita tiba-tiba melonjak tinggi, sedangkan perusahaan belum kirim gaji.

3

Pemerintah Tidak Serius Melindungi Data Pribadi Kita

Di era digital, identitas kita tidak lagi soal siapa nama dan tempat atau tanggal lahir kita di KTP, melainkan semua hal yang kita pernah unggah saat mendaftar di berbagai laman web. Pembaca perlu membaca tulisan ini untuk membuka mata terhadap pentingnya cyber-security. Hampir segala hal yang berupa cyber belum secara maksimal diperhatikan oleh pemerintah. Tulisan ini mengulik persoalan keamanan data digital hingga persoalan dasar legalnya. Laik pula untuk dijadikan awal mula diskusi lanjut mengenai cyber-security di Indonesia.

4

Dono dan Novel-Novelnya

Tulisan ini mengingatkan saya pada masa saya sedang aktif-aktifnya jadi fotografer di LPM Kentingan UNS, Solo. Waktu itu senior saya yang sekarang jadi orang terkenal di ibukota, meresensi buku Dono yang berjudul “Cemara-Cemara Kampus”. Sehingga, pada saat membaca tulisan ini, tak lagi membuat saya kagum. Sudah lewat. Bagi kalian yang hanya mengenal Dono sebagai komedian yang seringkali porno, bisa membaca tulisan ini sebagai awalan untuk mengetahui buku apa saja yang sudah pernah ia bikin.

5

Belajar dari Dostoevsky yang Mengidap Epilepsi

Dostoevsky adalah salah satu penulis yang saya kagumi. Novel-novelnya yang gelap memberi nuansa tersendiri bagi sejarah sastra Russia. Memahami sejarah pribadinya, seolah memberikan titik terang bagi insipirasi dari karya-karyanya. Tulisan yang padat dan jelas ini memberikan kisah hidup Dostoevsky dalam menghadapi Epilepsi namun tetap menghasilkan novel-novel menarik untuk dibaca.

[mks_separator style=”dashed” height=”3″]

Selain artikel di atas, kamu juga bisa melihat karya-karya fotografi Panji di pnsatrio.wordpress.com

[mks_separator style=”blank” height=”15″]

Subscribe Pijak Pustaka: bit.ly/pijakpustaka